Sebelum melakukan investasi saham, maka harus dilakukan analisis mendalam terlebih dahulu. Harga saham yang akan dipilih harus dihitung tingkat kewajarannya. Oleh karena itu, cara menghitung harga wajar saham harus diketahui dengan baik.
Pada artikel ini akan diinformasikan beberapa cara menghitung tingkat kewajaran harga saham yang ada di pasaran. Setidaknya ada tujuh cara yang bisa dilakukan. Untuk mengetahui detail penjabarannya, simak penjelasan berikut ini:
1. Menggunakan Rasio PVB
Pilihan cara pertama yang bisa dipakai adalah menggunakan rasio PVB. Kepanjangan dari PVB sendiri adalah Price to Book Value. Struktur perhitungan dalam rasio ini akan dilakukan dengan membandingkan susunan harga saham dengan nilai buku perusahaan.
Jadi rumusnya adalah harga saham yang akurat dibagi nilai buku per lembar saham perusahaannya. Apabila nilai PVB lebih dari 1, maka harga saham termasuk mahal. Sedangkan jika nilainya kurang dari 1, maka tergolong murah.
2. Menggunakan Rasio EPS
Cara menghitung harga wajar saham yang kedua adalah dengan memanfaatkan rasio EPS (Earning Per Share). EPS dapat ditemukan dengan mengurangi keseluruhan laba bersih dengan poin deviden saham preferen perusahaan.
Jika sudah didapat hasilnya, kemudian dibagi dengan jumlah total lembar saham yang beredar. Nantinya, nilai yang didapat bisa dijadikan acuan untuk melihat harga sahamnya. Semakin tinggi EPS, maka nilai sahamnya akan semakin baik.
3. Menggunakan Rasio PEG
Price Earning to Growth Ratio (PEG) juga bisa dipakai untuk melakukan perhitungan nilai kewajaran saham. Jika dibandingkan dengan rasio lain, PEG ini terbilang lebih akurat dengan nilai yang lebih jelas pada hasilnya.
Untuk melakukan perhitungan, maka harga saham EPS bisa dibagi dengan EPS. Kemudian hasilnya dibagi lagi dengan pertumbuhan EPS yang terjadi. Jika hasil PEG rendah, maka harga sahamnya termasuk murah.
4. Menggunakan Rasio PER
Selanjutnya, perhitungan tingkat kewajaran harga saham juga bisa dilakukan dengan Price to Earning Ratio (PER). Untuk melakukan perhitungan PER, maka bagi harga saham yang ada dengan EPS (Earning Per Share).
Agar penggunaan PER ini lebih baik, maka bandingkan hasilnya dengan PER perusahaan lain di bidang usaha yang sama. Dengan menjalankan proses perbandingan ini, maka akan diketahui dengan baik mana perusahaan dengan harga saham terbaik.
5. Menggunakan Rasio DER
Cara menghitung harga wajar saham selanjutnya adalah dengan memakai rasio DER. Debt to Equity Ratio adalah struktur rasio yang perhitungannya dilakukan dengan membagi total utang yang komplit dengan susunan modal yang dimiliki.
Saat nilai DER ini kecil, maka bisa dipastikan bahwa risiko keuangan perusahaan semakin minim. Sedangkan jika nilai DER besar, maka risiko keuangan yang bisa terjadi dalam perusahaan termasuk besar.
6. Menggunakan Rasio ROE
Pemanfaatan rasio ROE (Return on Equity) juga bisa dilakukan untuk mengetahui nilai wajar harga saham. Prosesnya adalah dengan membagi laba bersih setelah dikurangi poin pajak dengan total ekuitas perusahaan secara kompleks.
Apabila nilai ROE yang didapat tinggi, maka bisa dipastikan bahwa kondisi perusahaan baik dari sisi saham dan pendapatannya. Oleh karenanya, saat ROE tinggi maka jangan lewatkan untuk membeli sahamnya di pasar.
7. Menggunakan Rasio DY
Opsi rasio terakhir yang bisa dipakai adalah DY (Dividend Yield). Proses penggunaannya adalah dengan membagi nilai dividen per lembar saham dengan struktur harga yang akurat. Biasanya, investor akan tertarik dengan pembagian nilai dividen yang besar.
Itulah tujuh cara menghitung harga wajar saham yang paling pas untuk dijalankan. Setiap cara tentunya memiliki karakteristik dengan tingkat keakuratannya masing-masing. Oleh karenanya, setiap cara harus dipahami agar proses perhitungannya lebih baik.